Manusia pertama diciptakan
Manusia pertama di dunia, moyang dari seluruh umat manusia. Diciptakan dari
tanah oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala, dan kemudian ditiupkan roh ke dalamnya.
Semua makhluk di surga bersujud kepadanya atas perintah Allah Subhanahu Wa
Ta’ala, hanya iblislah yang menolak, krn ia merasa dirinya yang diciptakan dari
api lebih tinggi derajatnya daripada Adam. Sebagai akibatnya, Allah Subhanahu
Wa Ta’ala mengusir iblis dari surga dan melaknatnya sampai hari pambalasan.
Sejak itu iblis bersumpah untuk senantiasa menyesatkan Adam dan keturunannya
hingga hari kiamat nanti, sebagai balasan bagi Adam yang dianggapnya telah
menyebabkan ia terusir dari surga.
Kisah penciptaan Adam, pembangkangan iblis, dan pengusiran iblis dari surga
dinyatakan dalam surat Al-Baqarah: 30-38, Al-A’râf: 11-18, dan Shâd: 73-83.
Larangan buah Khuldi
Semula Adam Alaihissalam tinggal seorang diri di surga, namun kemudian Allah
Subhanahu Wa Ta’ala menciptakan Hawa sebagai istrinya. Iblis tak henti-hentinya
menggoda Adam dan Hawa untuk memakan buah khuldi, satu-satunya buah yang
dilarang Allah Subhanahu Wa Ta’ala untuk dimakan di dalam surga. Godaan iblis
ini berhasil, karena pada akhirnya Adam dan Hawa memakan buah itu. Meskipun
sudah menyatakan tobat dan Allah Subhanahu Wa Ta’ala pun sudah menerima tobat
mereka, namun mereka berdua harus keluar dari surga, dan diturunkan ke bumi.
Kisah pelanggaran terhadap larangan buah khuldi, dan diturunkannya Adam dan
Hawa ke bumi terdapat dalam surat Al-A’râf: 19-25 dan Thaha: 123.
Kisah Anak-anak Adam
Di bumi pasangan Adam dan Hawa bekerja keras mengembangkan keturunan.
Keturunan pertama mereka ialah pasangan kembar Qabil dan Iqlima, kemudian
pasangan kedua Habil dan Labuda. Setelah keempat anaknya dewasa, Nabi Adam
Alaihissalam mendapat petunjuk agar menikahkan keempat anaknya secara
bersilangan, Qabil dengan Labuda, Habil dengan Iqlima. Namun Qabil menolak
karena Iqlima lebih cantik dari Labuda. Adam kemudian menyerahkan persolan ini
kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, dan Allah Subhanahu Wa Ta’ala memerintahkan
kedua putra Adam untuk berkurban. Siapa yang kurbannya diterima, ialah yang
berhak memilih jodohnya. Untuk kurban itu, Habil mengambil seekor kambing yang
paling disayangi di antara hewan peliharaannya, sedang Qabil mengambil sekarung
gandum yang paling jelek dari yang dimilikinya. Allah Subhanahu Wa Ta’ala
menerima kurban dari Habil, dengan demikian Habil berhak menentukan pilihannya.
Pembunuhan pertama di Bumi
Qabil tidak puas dengan kejadian ini. Atas hasutan iblis ia lalu membunuh
Habil. Inilah pembunuhan pertama yang terjadi sepanjang sejarah hidup manusia.
Setelah saudaranya tewas, Qabil merasa bingung mengenai apa yang harus ia
lakukan terhadap jenazah saudaranya itu. Allah Subhanahu Wa Ta’ala tidak ingin
mayat hamba-Nya yang saleh tersia-sia. Ia memberikan contoh kepada Qabil
melalui perilaku burung yang menggali tanah untuk mengubur mayat lawannya yang
kalah dalam pertarungan. Qabil pun meniru perilaku burung tsb dan menguburkan
jenazah Habil.
Kisah putra-putri Nabi Adam Alaihissalam ini terdapat dalam QS Al-Mâ’idah:
27-32.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar