Nama sebenarnya adalah Abdu Manaf bin Abdul Muthalib bin Hasyim, sedang “Abu
Thalib” adalah nama Panggilan yang berasal dari putra pertamanya yaitu Thalib.
Abu Thalib adalah paman dan ayah asuh Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam,
Ia adalah ayah dari Ali bin Abi Thalib.
Abu Thalib telah menerima amanat dari ayahnya Abdul Mutthalib untuk mengasuh
Nabi dan telah dilaksanakan amanat tersebut. Nabi adalah sebaik-baik asuhan dan
Abu Thalib adalah sebaik-baik pengasuh.
Abu Thalib membela Nabi dengan jiwa raganya dalam berdakwah. Ketika Nabi
Shallallahu alaihi wassalam dan pengikutnya di hadang di sebuah lembah. Lalu
datanglah Abu Thalib dengan tegar berkata: “Kalian tidak akan dapat menyentuh
Muhammad sebelum kalian menguburkanku”. Abu Thalib selalu setia mendampingi
Nabi. Beliau adalah orang yang banyak membantu perjuangan dakwah Islam.
Abu Thalib ketika mau meninggal dunia berwasiat kepada keluarganya untuk
selalu berada di belakang Nabi dan membelanya untuk menenangkan dakwahnya.
Abu Thalib adalah pahlawan Bani Hasyim terkemuka dan pemimpin mereka. Nabi
mengajaknya masuk Islam tapi dia menolak.
Hadist Bukhari dalam Shahihnya, kitab tafsir No. 4675 dan 4772, Muslim 24,
Dari Al Musayyib bin Hazn berkata, “Ketika Abu Thalib hampir mati, Rasulullah
Shallallahu alaihi wassalam mengunjunginya dan mendapati Abu Jahl dan Abdullah
bin Abi Umayyah di sisi Abu Thalib. Lalu Rasulullah berkata, ”Wahai paman,
ucapkan Laa Ilaha Illallah suatu kalimat yang aku akan membelamu karena ucapan
itu dihadapan Allah.”
Abu Jahl dan Abdullah bin Abi Umayyah berkata, “Apakah kamu membenci agama
Abdul Muthalib?” Beliau terus menerus menawarkan kepada pamannya untuk
mengucapkannya, tetapi kedua orang itu terus mengulang-ulang. Hingga akhir
ucapan Abu Thalib adalah tetap berada pada agama Abdul Muthalib dan enggan
mengucapkan Laa Ilaha Illallah. Rasulullah bersabda,
“Aku benar-benar akan memintakan ampunan bagimu selama tidak dilarang “.
Lalu Allah menurunkan ayat,
Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang beriman memintakan ampun
(kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, Walaupun ornag-orang musyrik itu
adalah kaum kerabat (nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang
musyrik adalah penghuni neraka jahanam. (At Taubah : 113).
Ayat ini diturunkan Allah berkenaan dengan Abu Tholib. Dan Allah berfirman
kepada Rasullulah
Sesungguhnya kamu tidak dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu
cintai, tetapi Allah memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. (Al-Qoshosh
: 56).
Riwayat lain: Dari Abu Hurairah, berkata ;
Rasulullah berkata pada pamannya, “ Ucapkan Laa Ilaaha Illallah, aku akan
bersaksi untukmu pada hari kiamat “, Abu Thalib menjawab, “ Seandainya orang
Quraisy tidak mencelaku dengan mengatakan “ Abu Thalib mengucapkan itu karena
hampir mati ”. Lalu Allah menurunkan ayat (At Taubah : 113) kepada Rasulullah.
Dari Al Abbas bin Abdul Muthalib, berkata, “Wahai Rasullulah, apakah engkau
bisa memberi manfaat kepada Abu Thalib, sebab dia dulu memeliharamu dan
membelamu?” Jawab beliau, “Benar, dia berada di neraka yang paling dangkal,
kalau bukan karenaku niscaya dia berada di neraka yang paling bawah.“ (HR.
Bukhari no. 3883, 6208, 6572, Muslim 209)
Dari Abu Sa`id Al Khudri, berkata, Disebutkan disisi Rasulullah pamannya Abu
Thalib, maka beliau bersabda, ” Somoga syafa’atku bermanfaat baginya kelak di
hari kiamat. Karena itu dia ditempatkan di neraka yang paling dangkal, api
neraka mencapai mata kakinya lantaran itu otaknya mendidih”. (HR.Bukhari 3885,
6564, Muslim 210)
Masih banyak riwayat lainnya yang menyatakan kekufuran Abu Thalib pada saat
menjelang kematian.
Ia wafat pada tahun 3 SH.
Disalin dari riwayat Abu Thalib dalam Ishabah 1/117, Thabaqat Ibn Sa’ad 1/24
dan sumber lainnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar